About Me

Foto saya
http://ferymenuliz.blogspot.com/ adlah blog pertama yang saya buat, didalam nya berisi segala macam pemikiran, analisis, ide, pengalaman, pengetahuan, sampai sok tahu nya penulis ada disini. http://ferymenuliz.blogspot.com/ merupakan wadah bagi si penulis(tentu saja saya sendiri)untuk menampung segala bentuk problem, kejadian,, hal hal dan yang ingin diteriakkannya. http://ferymenuliz.blogspot.com/ ini sendiri tercipta karena banyak nya karya tulis dari si penulis yang hilang tanpa jejak baik itu artikel, puisi,cerpen, sampai segala bentuk kata rayuan yang pergunakan oleh si penulis dalam usaha asmaranya. untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan membiarkan file file penting dan bersejarah lain nya hilang, serta untuk memotifasi terciptanya karya tulis lainnya,, maka dengan penuh kesadaran,,saya: nama : fery afrizqal tptgl : atjeh utara 5 juni 90 pekerjaan : mahasiswa universitas muhammadyah surakarta. fakultas ilmu komunikasi dan informatika. jurusan ilmu komunikasi. menciptakan blog ini,,, trims

cie piyoh

blog ini berisi banyak hal yang ada dipikiran saya,, mencoba menuliskannya bukanlah suatu hal yang salah, baca dan ambillah jika itu benar dan pantas menurut anda, tinggalkan pesan jika banyak kekurangan didalamnya,

Senin, Desember 19, 2011

Sama, Belum Tentu Plagiat.


Tradisi plagiat dikalangan mahasisiwa dan akademisi sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini menunjukkan kelemahan intelektual dari mereka yang menamai diri mereka sebagai kaum intelektual. Plagiarisme yang mereka lakukan bukan hanya dalam pembuatan skripsi dan sejenisnya, namun tugas biasa dalam bentuk artikel maupun makalahpun tak luput dari kebiasaan pragmatis ini.

Universitas Muhammadyah Surakarta sedang gencar mengkampanyekan anti plagiat dilingkungan kampus. Taglinenyapun tidak main-main, pihak universitas bahkan menyamakan plagiat dengan aksi kejahatan dan korupsi. Sepintas agak aneh juga ketika plagiat disamakan dengan korupsi, banyak mahasiswa sendiri yang belum mampu memahami korelasi antara plagiat sama dengan kejahatan sama dengan korupsi. Terlalu banyak persamaan yang digunakan mungkin bermaksud untuk menyederhanakan bahasa, intinya adalah katakan tidak pada plagiat.

Dalam SK Rektor UMS tentang Tata Tertib Mahasiswa UMS Bab VI tentang Pemalsuan disebutkan bahwa pelaku plagiat bisa dikenai sanksi skorsing 2 semester. aturan lain yang memuat tentang pelarangan plagiat adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan & Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Lebih menarik lagi ketika beberapa dosen juga konsisten untuk memerangi kecurangan plagiat dengan memberikan sanksi jika terjadi plagiat bahkan untuk tugas yang diberikan. Kemudahan akses informasi melalui internet harusnya mengarahkan mahasiswa untuk lebih kritis dalam menganalisa permasalahan bukannya mengedapankan copy-paste dalam pemenuhan tugasnya.
Sekilas, semua yang dilakukan baik oleh Rektor melalui SK nya maupun kebijakan dosen sendiri sebenarnya terlihat sangat mulia. Namun dalam menyikapi hal ini dosen harus lebih jeli dalam melihat karya/tugas mahasiswa.

Penulis tetap percaya dengan “sama, tapi bukan plagiat”. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Penulis melihatnya dari pengalaman penulis sendiri. Dalam sebuah tugas, penulis mengerjakannya dengan sangat teliti, tidak ada satupun poin yang merupakan hasil kutipan, semuanya murni apa yang ada dipikiran penulis.

Namun betapa kagetnya, ketika penulis menemukan beberapa kesamaan antara hasil tulisan penulis dengan tulisan orang lain. Beberapa poin yang penulis sampaikan ternyata juga disampaikan oleh penulis lainnya. . Penulispun berusaha menganalisis kesamaan sudut pandang ini.

Penulis menemukan suatu fakta bahwa kesamaan hasil karya seperti itu tak lepas dari kesamaan dalam observasi tiap penulisnya. Apa yang dilihat dan dialami oleh penulis juga bisa dilihat dan dialami oleh orang lain. Sehingga dalam penyusunan karyanya beberapa poin terlihat sama.

Teringat sebuah ungkapan pembelaan yang diucapkan oleh Iwel Sastra, salah satu tokoh Stand-Up Comedy Indonesia dalam acara Just Alvin Di Metro Tv mengenai kesamaan ini, menurutnya “ kesamaan yang terjadi dikarnakan observasi yang sama antara dua orang sehingga kesimpulannya pun sama, tapi itu bukan bagian menjiplak atau mengikuti orang lain”.
Nah mencermati ucapan diatas, maka muncullah suatu pemahaman baru bahwa “sama belum tentu plagiat” .

Penulis sendiri sangat percaya bahwa adanya kemungkinan beberapa orang bisa memiliki kesamaan pemikiran berdasarkan apa yang mereka lihat dan mereka alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Followers