About Me

Foto saya
http://ferymenuliz.blogspot.com/ adlah blog pertama yang saya buat, didalam nya berisi segala macam pemikiran, analisis, ide, pengalaman, pengetahuan, sampai sok tahu nya penulis ada disini. http://ferymenuliz.blogspot.com/ merupakan wadah bagi si penulis(tentu saja saya sendiri)untuk menampung segala bentuk problem, kejadian,, hal hal dan yang ingin diteriakkannya. http://ferymenuliz.blogspot.com/ ini sendiri tercipta karena banyak nya karya tulis dari si penulis yang hilang tanpa jejak baik itu artikel, puisi,cerpen, sampai segala bentuk kata rayuan yang pergunakan oleh si penulis dalam usaha asmaranya. untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan membiarkan file file penting dan bersejarah lain nya hilang, serta untuk memotifasi terciptanya karya tulis lainnya,, maka dengan penuh kesadaran,,saya: nama : fery afrizqal tptgl : atjeh utara 5 juni 90 pekerjaan : mahasiswa universitas muhammadyah surakarta. fakultas ilmu komunikasi dan informatika. jurusan ilmu komunikasi. menciptakan blog ini,,, trims

cie piyoh

blog ini berisi banyak hal yang ada dipikiran saya,, mencoba menuliskannya bukanlah suatu hal yang salah, baca dan ambillah jika itu benar dan pantas menurut anda, tinggalkan pesan jika banyak kekurangan didalamnya,

Rabu, Desember 26, 2012

Forum Masyarakat Atjeh Serantau ( Formas ) Gelar Doa Bersama Mengenang Sewindu Musibah Gempa Dan Tsuami Aceh




Masyarakat aceh diperantauan yang bergabung dalam forum masyarakat serantau melakukan doa bersama untuk mengenang musibah gempa dan tsunami aceh delapan tahun silam. Acara doa bersama ini dimulai dari pukul 19,00 wib dan berakhir pada pukul 23.00 wib bertempat di gedung IPHI (Ikatan persaudaraan haji Indonesia) Kecamatan Kartosuro Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. Dalam acara tersebut organisasi masyarakat aceh serantau ini juga mengadakan acara makan bersama yatim piatu dengan tema tuboh di ranto hate di naggroe.

FORMAS yang berdiri pada tanggal 17 februari dan telah disahkan sebagai organisasi social pada tanggal 17 desember 2012 menjadi wadah baru bagi para masyarakat aceh diperantauan. Anggotanya dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogyakarta, Jawa Timur Dan Bali serta beberapa anggota tercatat berdomisili di Makassar, Sulawesi.

Ketua formas, Muhammmad Jafar, dalam sambutannya  mengatakan bahwa musibah gempa dan tsunami aceh seharusnya menjadi spirit untuk lebih maju lagi bagi masyarakat aceh diperantauan, masyarakat aceh jangan berlarut dalam kesedihan delapan tahun silam, namun menurutnya, acara ini dibuat untuk mengirimkan sedikit doa bagi para korban tsunami aceh. Masih menurut Muhammad jafar, tsunami aceh delapan tahun silam telah menjadi gerbang perdamaian aceh antara GAM dan RI dan ini disebutnya sebagai hikmah dibalik sebuah musibah. 

Masih dalam kesempatan yang sama, tokoh masyarakat aceh serantau, bapak H. Iskandar menyebut bahwa orang aceh adalah orang dengan karakter yang sangat kuat, orang aceh berani pergi merantau tanpa skill dan modal apapun, namun tetap bisa sukses pada akhirnya.
Acara doa bersama ini dipimpin oleh Tengku Bustami dan Tengku Jamal, selama doa bersama ini berlangsung tampak para hadirin yang berjumlah sekitar 400 orang terharu dan beberapa ibu-ibu meneteskan airmatanya saat tengku jamal memanjatkan doa untuk para arwah korban gempa dan tsunami aceh.


Senin, Oktober 08, 2012

Susahnya Komunikasi dan peran Media Massa



Dalam sebuah obrolan ringan antara penulis dengan beberapa PNS di kecamatan. saat itu penulis bermaksud untuk mengurus surat pindah karena alasan study. Seorang diantara mereka bertanya,” adik kuliah dimana”?. Dengan sedikit bangga saya menjawab “saya kuliah di solo, jawa tengah”. Temannya  yang lain ikut bertanya, “ dijurusan apa”? kali ini dengan sangat bangga penulis menjawab “ jurusan ilmu komunikasi”.
Namun alangkah kagetnya ketika  mereka memiliki suatu stereotype tentang jurusan study yang sedang penulis tempuh. Dengan entengnya mereka berkata “ komunikasi? Masa mau berbicara saja harus kuliah dulu, paling kalau lulus nanti kerja Cuma jadi pemberi kata kata sambutan kalau ada hajatan atau orang meninggal”.
Cerita diatas yang dialami penulis menunjukkan ketidakpahaman masyarakat mengenai ilmu komunikasi. Bisa saja ketidakpahaman ini disebabkan dari latar pendidikan mereka, namun diluar dari pada itu ilmu komunikasi ternyata masih harus membuktikan dirinya bahwa komunikasi tidaklah segampang yang mereka kira.
Benarkah ungkapan tersebut bahwa komunikasi tidak segampang yang kita kira?
Dalam bukunya ilmu komunikasi sebagai sebuah pengantar, prof.dedy mulyana banyak memberi gambaran tentang komunikasi yang ternyata sangatlah rumit. Sebuah ilustrasi diberikan oleh prof. dedy mulyana untuk menggambarkan kesulitan ini
“terbukti bahwa kekeliruan dalam  komunikasi,  dapat membawa sebuah bencana. Kesalahan menerjemahkan pesan yang dikirim pemerintah jepang di akhir perang dunia ke II mengakibatkan terjadinya targedi Hiroshima dan Nagasaki. Kata mokusatsu yang dugunakan jepang sebagai syarat menyerah diartikan domei yang berarti “mengabaikan” oleh tentara amerika. Padahal kata mokusatsu itu sendiri bermakna “ kami akan menaati ultimatum tuan tanpa komentar”. Sementara pasukan amerika terlanjur mengartikan “ no koment” sehingga bob atom pun dijatuhkan.”
Ilustrasi yang diberikan oleh prof dedy mulyana ini mungkin tidak akan mudah bisa dipahami oleh PNS di kecamatan yang terlibat obrolan dengan penulis yang sudah telanjur menganggap komunikasi hanya sebatas berbicara saja.
Mengapa komunikasi harus dipelajari?, bukankah setiap hari kita sudah mengalami komunikasi? Ternyata sekali lagi memahami komunikasi adalah memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, akibat apa yang ditimbulkan dan pada akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi hasil-hasil dari proses komunikasi tersebut (porter dan samovar). Dari sini kita punya gambaran baru bahwa meskipun komunikasi sudah kita lakukan setiap hari namun diluar dari pada itu kita masih harus terus mempelajari komunikasi. Ini menandakan betapa pentingnya komunikasi dalam kehidupan. Sekaligus menegaskan bahwa komunikasi memiliki cakupan yang lebih luas tidak semata-mata pada berbicara saja.
Thomas m.scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang disekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain agar berfikir dan bersikap seperti kita.  Kata lain yang mirip dengan komunikasi adalah komunitas(community) yang berarti kebersamaan hal ini memiliki hubungan dengan istilah awal komunikasi yaitu comunis yang berarti “sama”. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna,atau suatu pesan dianut secara sama. Begitu juga dengan komunitas yang bermakna sekumpulan orang yang hidup bersama dengan tujuan yang sama pula.Tanpa komunikasi tidak ada komunitas, komunitas bergantung pada pengalamaan dan emosi bersama dan komunikasi berperan untuk menjelaskan kebersamaan itu (dedy mulyana, ilmu komunikasi suatu pengantar.hal 46)
Semakin rumit bukan? Semakin pula ingatan penulis tertuju kepada PNS dikecamatan. Dan sepertinya mereka akan membutuhkan waktu yang lama untuk memahaminya.
Media massa dan peranannya

Di era yang semakin modern ini komunikasi seakan mendapatkan “wadah yang nyaman” dalam sosok media massa. Jika kita melihat pandangan Thomas M.scheidel diatas maka kita bisa menemukan bagaimana komunikasi “ berjalan lebih nyaman” dengan media massa. Manusia bisa melakukan proses aktulisasi dengan berkomunikasi dan kini menjadi lebih komplit ketika proses itu mendapat bantuan dari media massa.
Media massa menjadi elemen dasar jika komunikasi kemudian kita jabarkan sampai kepada komunikasi massa. Meski banyak devinisi yang bisa menjelaskan tentang komunikasi massa namun mengaitkan komunikasi massa dengan media massa adalah pilihan terbaik. Komunikasi massa itu sendiri adalah komunikasi yang menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik termasuk juga fenomena new media dalam bentuk internet.
Penulis sangat tertarik dengan ungkapan humoris will rogers,” yang saya tahu adalah apa yang saya baca di surat kabar”. Ungkapan ini sudah sangat menjelaskan tentang peran media massa dalam kehidupan manusia.
Dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagipun yang terbayang adalah apa yang kita liat dari televisi, yang kita dengar dari radio dan apa yang kita baca dari Koran. Media massa sudah sangat menyatu dalam sendi-sendi kehidupan manusia.
Semua informasi yang kita butuhkan untuk kehidupan kita sudah disediakan oleh media massa. Sehingga jika kita harus memberi ukuran seberapa besar peranan media massa dalam kehidupan kita maka akan sangat sulit untuk menggambarkannya.
Ketika terjadi suatu peristiwa disekitar kita, dan bahkan kitapun menjadi saksinya, namun tetap saja kita masih berburu Koran, rebutan remote tv hanya untuk melihat dan mendengar peristiwa yang terjadi didepan kita. Itulah gambaran betapa pentingnya media massa dalam kehidupan manusia.
Peran lain dari media massa adalah ketika kekuatannya mampu membawa seseorang mencapai puncak popolaritasnya, membuat manusia merasa hebat namun pada akhirnya media  massa jualah yang akan meruntuhkannya. Mungkin kejadian-kejadian yang menimpa “artis youtube” di Indonesia bisa menjadi gambaran. Seorang Norman Kamaru beserta kawan-kawannya yang lain dibuat melejit oleh media massa namun setelahnya media massa juga yang membuatnya kembali membumi.
 Diakui atau tidak,salah satu factor kemajuan dalam masyarakat disebabkan oleh peran media massa. Namun sebaliknya kekacauan, kemerosotan moral dan tindak kekerasan yang timbul dalam masyrakat juga disebabkan oleh media massa.
 Televisi untuk kehidupan lebih baik?
 Dalam kesempatan ini penulis akan memfokuskan analisisnya tentang media massa terhadap televisi. Penulis tertarik dengan pembahasan televisi karena salah satu contoh media massa ini mampu menciptakan fenomena-fenomena baru dalam kehidupan manusia.
Dibandingkan contoh media massa lainnya seperti Koran maupun radio, televisi menjadi menarik karena banyaknya penelitian dan  teori yang kemudian dikembangkan berdasarkan fenomena yang diciptakaan oleh televisi. Dengan tidak bermaksud menyepelekan peran radio maupun Koran penulis berpendapat bahwa apa yang kita dengar dan kita liat ditelevisi adalah cerminan dari apa yang pernah dialami oleh sebagian orang.
Televisi dengan audio visualnya memiliki daya tarik yang luat biasa dan menjadi senjata atau alat propaganda yang sangat ampuh untuk mempengaruhi orang lain, dan tentunya mampu menciptakan hyper realitas bagi sebagian besar khalayaknya. Sedikit ingin melihat teori, maka teori kultivasi sangat cocok untuk dikaitkan dengan televisi.
Efek kultivasi memberikan kesan bahwa televisi memberikan dampak yang sangat kuat pada diri individu sehingga memunculkan anggapan bahwa lingkungan disekitar tempat tinggalnya sama seperti yang ditampilkan televisi.
Yang lebih menarik lagi dari televisi adalah sistem konglomerasinya,  banyak kepentingan yang kemudian dicapai dengan televisi sebagai media massa yang sangat komplit.  Persaingan surya paloh selaku owner MEDIA INDONESIA (metro tv) dengan aburizal bakri dengan tv one dan antv-nya dalam kancah politik mempengaruhi nilai-nilai berita yang kemudian disuguhkan kepada khalayak.
Perang kepentingan antara Surya Paloh dan Aburizal Bakri semakin terlihat heboh ketika Harry Tanoe Sudibjo (owner MNC  group )ikut bergabung dengan surya paloh untuk “melawan” bakrie group.
Isu-isu menarik sarat kepentinganpun  menjadi hiburan menarik bagi khalayak jika khalayak bisa bersikap skeptis dan tidak pasif.  Isu dualisme kompetisi ditubuh PSSI juga tak luput dari pantauan “juragan media” ini. Permasalahan PSSI antara IPL yang dianggap resmi oleh PSSI dan ISL sebagai liga illegal mendapat dukungan masing- masing dari pemilik media ini. MNC group menjadi pendukung IPL dengan membeli hak siar kompetisi, sementara ANTV tetap setia dengan ISLnya.
Setelah kita melihat persaingan dari para “juragan media” dan televisi masih memeliki kedudukan sebagai alat propaganda yang berusaha mempengaruhi pikiran orang lain, masihkah kita menganggap televisi mampu menjadikan hidup kita menjadi lebih baik?

Televisi dan new media
Dalam pengamatan penulis, munculnya internet sebagai new media disambut dengan hangat oleh televisi.  Dan keduanya membentuk hubungan yang kuat untuk saling mendukung dan menjaga eksistensinya. Fenomena artis dadakan versi youtube seperti yang banyak terjadi di Indonesia tidak akan seheboh ini jika tidak adanya campur tangan televisi.
 Hampir dalam setiap kesempatannya televisi menampilkan kehebohan yang terjadi di new media internet tersebut. Norman Kamaru, Shinta Jojo dan yang lainnya tentu tidak akan meningkat popularitasnya jika hanya mengandalkan new media (internet). Popularitas mereka  melambung justru ketika televisi seakan melengkapkan peran new media massa dengan memfollow up fenomena tersebut.
Namun ada hal positif lainnya dari televisi ini, kemampuannya untuk mengcover semua peristiwa sangat luar biasa. Belakangan ini kita disuguhkan dengan tayangan-tayangan yang bersifat human interest yang mampu membuka mata dan pikiran kita untuk melihat sisi – sisi lain dari kehidupan kita. Dalam posisi seperti ini televisi menempatkan dirinya sebagai pengingat dan penggugah hati audiennya.
Pada akhirnya orang-orang yang kritis akan melihat televisi sebagai dua mata ujung pisau, penuh dengan sisi negative dan disisi lainnya disisi dengan nilai-nilai positif. Jika kembali ingin melihat fenomena ini maka kita bisa melihatnya dalam teori peluru atau jarum sunti. Namun ada yang harus kita lawan dari teori ini yaitu khalayak sudak tidak relavan lagi dengan perkembangan modern jika masih bersifat pasif dan atomisme dengan menerima pesan media dengan mentah.

Followers