About Me

Foto saya
http://ferymenuliz.blogspot.com/ adlah blog pertama yang saya buat, didalam nya berisi segala macam pemikiran, analisis, ide, pengalaman, pengetahuan, sampai sok tahu nya penulis ada disini. http://ferymenuliz.blogspot.com/ merupakan wadah bagi si penulis(tentu saja saya sendiri)untuk menampung segala bentuk problem, kejadian,, hal hal dan yang ingin diteriakkannya. http://ferymenuliz.blogspot.com/ ini sendiri tercipta karena banyak nya karya tulis dari si penulis yang hilang tanpa jejak baik itu artikel, puisi,cerpen, sampai segala bentuk kata rayuan yang pergunakan oleh si penulis dalam usaha asmaranya. untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan membiarkan file file penting dan bersejarah lain nya hilang, serta untuk memotifasi terciptanya karya tulis lainnya,, maka dengan penuh kesadaran,,saya: nama : fery afrizqal tptgl : atjeh utara 5 juni 90 pekerjaan : mahasiswa universitas muhammadyah surakarta. fakultas ilmu komunikasi dan informatika. jurusan ilmu komunikasi. menciptakan blog ini,,, trims

cie piyoh

blog ini berisi banyak hal yang ada dipikiran saya,, mencoba menuliskannya bukanlah suatu hal yang salah, baca dan ambillah jika itu benar dan pantas menurut anda, tinggalkan pesan jika banyak kekurangan didalamnya,

Rabu, Desember 21, 2011

The Atjehpost.com Telah Tiada


Saat ini jam menunjukkan pukul 01.00 wib. Mata sudah terasa sangat lelah setelah baru saja mengerjakan tugas kuliah berkaitan dengan review film untuk mata kuliah komunikasi budaya. Film yang harus saya analisis berjudul the prince and me film lama terbitan 2004 yang mengisahkan tentang hubungan antara dua manusia dengan latar belakangbudaya yang berbeda.

Untuk menghilangkan kebosanan sesekali saya membuka beberapa website kebanyakan situs olahraga. Namun sebagai anak rencong diperantaun timbullah rasa rindu akan tanah rencong. Penasaran dengan isu-isu menarik yang terjadi di aceh menjelang pilkada 2012 saya pun membuka sebuah portal berita yangbanyak memberi informasi seputaran aceh yaitu the atjepost.com.

Namun bukan informasi tentang aceh yang saya dapatkan melainkan sebuah tulisan redaksi dari atjehpost.com yang mengabarkan bahwa the atjehpost telah ditutup dan berhenti menjadi pemberi informasi bagi masyarakat. Dalam salam perpisahanya redaksi the atjehpost.com tidak begitu menjelaskan mengenai alasan penutupan situs yang menurut pemeringkat website dunia alexa.com menduduki rangking 1.026 dari jutaan website di Indonesia, dengan 8.500-10.000 visitor per hari.

Saya sangat kaget dengan berita pamitnya the atjehpost.com karena portal ini masih terbilang baru dan sedang melesat perkembangannya. Selain itu salah satu tulisan saya yang berjudul anggukan gubernur dimanahan solo pernah dimuat di portal ini. Sehingga membuat saya merasa diterima sebagai citizen journalism setelah tulisan singkat yang saya kirim ke redaksi langsung dimuat tanpa proses editing.

Meski setelahnya saya tidak pernah mengirim tulisan lagi ke redaksi the atjehpost.com ini namun saya pernah berhasrat untuk terus menulis berita jika ada berita berita mengenai aceh yang terjadi di perantauan, khususnya kota solo, kota dimana saya sedang menyelesaikan program S1 dijurusan ilmu komunikasi.

Harapan kita bersama, semoga disuatu hari the atjehpost.com ini bisa berkiprah kembali meski harus dengan redaksi, nama dan tampilan yang baru, karena pada intinya masyarakat masih sangat membutuhkan portal berita yang mengabarkan tentang haba nanggro, khusus nya masyarakat nanggroe diperantaun.

Senin, Desember 19, 2011

Sama, Belum Tentu Plagiat.


Tradisi plagiat dikalangan mahasisiwa dan akademisi sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini menunjukkan kelemahan intelektual dari mereka yang menamai diri mereka sebagai kaum intelektual. Plagiarisme yang mereka lakukan bukan hanya dalam pembuatan skripsi dan sejenisnya, namun tugas biasa dalam bentuk artikel maupun makalahpun tak luput dari kebiasaan pragmatis ini.

Universitas Muhammadyah Surakarta sedang gencar mengkampanyekan anti plagiat dilingkungan kampus. Taglinenyapun tidak main-main, pihak universitas bahkan menyamakan plagiat dengan aksi kejahatan dan korupsi. Sepintas agak aneh juga ketika plagiat disamakan dengan korupsi, banyak mahasiswa sendiri yang belum mampu memahami korelasi antara plagiat sama dengan kejahatan sama dengan korupsi. Terlalu banyak persamaan yang digunakan mungkin bermaksud untuk menyederhanakan bahasa, intinya adalah katakan tidak pada plagiat.

Dalam SK Rektor UMS tentang Tata Tertib Mahasiswa UMS Bab VI tentang Pemalsuan disebutkan bahwa pelaku plagiat bisa dikenai sanksi skorsing 2 semester. aturan lain yang memuat tentang pelarangan plagiat adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 17 tahun 2010 tentang Pencegahan & Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Lebih menarik lagi ketika beberapa dosen juga konsisten untuk memerangi kecurangan plagiat dengan memberikan sanksi jika terjadi plagiat bahkan untuk tugas yang diberikan. Kemudahan akses informasi melalui internet harusnya mengarahkan mahasiswa untuk lebih kritis dalam menganalisa permasalahan bukannya mengedapankan copy-paste dalam pemenuhan tugasnya.
Sekilas, semua yang dilakukan baik oleh Rektor melalui SK nya maupun kebijakan dosen sendiri sebenarnya terlihat sangat mulia. Namun dalam menyikapi hal ini dosen harus lebih jeli dalam melihat karya/tugas mahasiswa.

Penulis tetap percaya dengan “sama, tapi bukan plagiat”. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Penulis melihatnya dari pengalaman penulis sendiri. Dalam sebuah tugas, penulis mengerjakannya dengan sangat teliti, tidak ada satupun poin yang merupakan hasil kutipan, semuanya murni apa yang ada dipikiran penulis.

Namun betapa kagetnya, ketika penulis menemukan beberapa kesamaan antara hasil tulisan penulis dengan tulisan orang lain. Beberapa poin yang penulis sampaikan ternyata juga disampaikan oleh penulis lainnya. . Penulispun berusaha menganalisis kesamaan sudut pandang ini.

Penulis menemukan suatu fakta bahwa kesamaan hasil karya seperti itu tak lepas dari kesamaan dalam observasi tiap penulisnya. Apa yang dilihat dan dialami oleh penulis juga bisa dilihat dan dialami oleh orang lain. Sehingga dalam penyusunan karyanya beberapa poin terlihat sama.

Teringat sebuah ungkapan pembelaan yang diucapkan oleh Iwel Sastra, salah satu tokoh Stand-Up Comedy Indonesia dalam acara Just Alvin Di Metro Tv mengenai kesamaan ini, menurutnya “ kesamaan yang terjadi dikarnakan observasi yang sama antara dua orang sehingga kesimpulannya pun sama, tapi itu bukan bagian menjiplak atau mengikuti orang lain”.
Nah mencermati ucapan diatas, maka muncullah suatu pemahaman baru bahwa “sama belum tentu plagiat” .

Penulis sendiri sangat percaya bahwa adanya kemungkinan beberapa orang bisa memiliki kesamaan pemikiran berdasarkan apa yang mereka lihat dan mereka alami.

Kamis, Desember 15, 2011

Komunikasi dan peran media massa dalam kehidupan

Dalam sebuah obrolan ringan antara penulis dengan beberapa PNS di kecamatan. saat itu penulis bermaksud untuk mengurus surat pindah karena alasan study. Seorang diantara mereka bertanya,” adik kuliah dimana”?. Dengan sedikit bangga saya menjawab “saya kuliah di solo, jawa tengah”. Temannya yang lain ikut bertanya, “ dijurusan apa”? kali ini dengan sangat bangga penulis menjawab “ jurusan ilmu komunikasi”.

Namun alangkah kagetnya ketika mereka memiliki suatu stereotype tentang jurusan study yang sedang penulis tempuh. Dengan entengnya mereka berkata “ komunikasi? Masa mau berbicara saja harus kuliah dulu, paling kalau lulus nanti kerja Cuma jadi pemberi kata kata sambutan kalau ada hajatan atau orang meninggal”.

Cerita diatas yang dialami penulis menunjukkan ketidakpahaman masyarakat mengenai ilmu komunikasi. Bisa saja ketidakpahaman ini disebabkan dari latar pendidikan mereka, namun diluar dari pada itu ilmu komunikasi ternyata masih harus membuktikan dirinya bahwa komunikasi tidaklah segampang yang mereka kira.

Benarkah ungkapan tersebut bahwa komunikasi tidak segampang yang kita kira?

Dalam bukunya ilmu komunikasi sebagai sebuah pengantar, prof.dedy mulyana banyak memberi gambaran tentang komunikasi yang ternyata sangatlah rumit. Sebuah ilustrasi diberikan oleh prof. dedy mulyana untuk menggambarkan kesulitan ini

“terbukti bahwa kekeliruan dalam komunikasi, dapat membawa sebuah bencana. Kesalahan menerjemahkan pesan yang dikirim pemerintah jepang di akhir perang dunia ke II mengakibatkan terjadinya targedi Hiroshima dan Nagasaki. Kata mokusatsu yang dugunakan jepang sebagai syarat menyerah diartikan domei yang berarti “mengabaikan” oleh tentara amerika. Padahal kata mokusatsu itu sendiri bermakna “ kami akan menaati ultimatum tuan tanpa komentar”. Sementara pasukan amerika terlanjur mengartikan “ no koment” sehingga bob atom pun dijatuhkan.”

Ilustrasi yang diberikan oleh prof dedy mulyana ini mungkin tidak akan mudah bisa dipahami oleh PNS di kecamatan yang terlibat obrolan dengan penulis.

Mengapa komunikasi harus dipelajari?, bukankah setiap hari kita sudah mengalami komunikasi? Ternyata sekali lagi memahami komunikasi adalah memahami apa yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, akibat apa yang ditimbulkan dan pada akhirnya apa yang dapat kita perbuat untuk mempengaruhi hasil-hasil dari proses komunikasi tersebut (porter dan samovar). Dari sini kita punya gambaran baru bahwa meskipun komunikasi sudah kita lakukan setiap hari namun diluar dari pada itu kita masih harus terus mempelajari komunikasi. Ini menandakan betapa pentingnya komunikasi dalam kehidupan.

Thomas m.scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang disekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain agar berfikir dan bersikap seperti kita.

Di era yang semakin modern ini komunikasi seakan mendapatkan “wadah yang nyaman” dalam sosok media massa. Jika kita melihat pandangan Thomas .scheidel diatas maka kita bisa menemukan bagaimana komunikasi “ berjalan lebih nyaman” dengan media massa. Manusia bisa melakukan proses aktulisasi dengan berkomunikasi dan kini menjadi lebih komplit ketika proses itu mendapat bantuan dari media massa.

Media massa menjadi elemen dasar jika komunikasi kemudian kita jabarkan sampai kepada komunikasi massa. Meski banyak devinisi yang bisa menjelaskan tentang komunikasi massa namun mengaitkan komunikasi massa dengan media massa adalah pilihan terbaik.

Penulis sangat tertarik dengan ungkapan humoris will rogers,” yang saya tahu adalah apa yang sayabaca dikoran”. Ungkapan ini sudah sangat menjelaskan tentang peran media massa dalam kehidupan manusia.

Dari kita bangun tidur sampai kita tidur lagipun yang terbayang adalah apa yang kita liat dari televisi, yang kita dengar dari radio dan apa yang kitabaca dari Koran. Media massa sudah sangat menyatu dalam sendi-sendi kehidupan manusia.

Semua informasi yang kita butuhkan untuk kehidupan kita sudah disediakan oleh media massa. Sehingga jika kita harus memberi ukuran seberapa besar peranan media massa dalam kehidupan kita maka akan sangat sulit untuk menggambarkannya.

Ketika terjadi suatu peristiwa disekitar kita, dan bahkan kitapun menjadi saksinya, namun tetap saja kita masih berburu Koran, rebutan remote tv hanya untuk melihat dan mendengar peristiwa yang terjadi didepan kita. Itulah gambaran betapa pentingnya media massa dalam kehidupan manusia.

Peran lain dari media massa adalah ketika kekuatannya mampu membawa seseorang mencapai puncak popolaritasnya, membuat manusia merasa hebat namun pada akhirnya media massa jualah yang akan meruntuhkannya. Mungkin kejadian-kejadian yang menimpa “artis youtube” di Indonesia bisa menjadi gambaran. Seorang Norman Kamaru dibuat melejit oleh media namun setelahnya media juga yang membuatnya kembali membumi.

Diakui atau tidak,salah satu factor kemajuan dalam masyarakat disebabkan oleh peran media massa. Namun sebaliknya kekacauan, kemerosotan moral dan tindak kekerasan yang timbul dalam masyrakat juga disebabkan oleh media massa.

Rabu, Desember 14, 2011

Tantangan bagi pernikahan pasangan beda budaya


Pernikahan yang dilakukan oleh pasangan yang berbeda kebudayaan tidaklah gampang dan berjalan mulus, banyak tantangan yang harus mereka hadapai ketika mereka memutuskan untuk menikah. Paling tidak ada beberapa hal yang menjadi tantangan bagi mereka;

· Sulitnya Meyakinkan Keluarga

Keluarga adalah elemen terpenting dalam kehidupan seseorang,dari keluargalah karakter seseorang dibentuk. Keluarga dengan karakter budaya yang kuat tentunya akan mewariskan kebudayaan tersebut kepada generasinya.

Segala macam problema hidup kadang bisa diselesaikan oleh keluarga, masalah salah satu anggota keluarga menjadi masalah bagi anggota keluarga yang lain. Begitulah pengaruh keluarga terhadap kehidupan seseorang. Sehingga keluarga tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seseorang.

Lantas bagaimana ketika seorang anggota keluarga memiliki rencana besar untuk hidupnya namun bertentangan dengan pendapat anggota keluarga yang lain bahkan bersinggungan dengan nilai-nilai budaya yang dianut oleh keluarga besarnya?

Menikah, bagi sebagian besar masyarakat adalah sebuah hajatan besar yang harus melibatkan kelurga besar juga,

jika anggota keluarga memutuskan untuk menikah dengan seseorang yang berasal dari kebudayaan yang berbeda, maka peranan si calon pengantin itu sendiri sangat besar untuk meyakinkan anggota keluarganya agar menyetujui pernikahannya. Ini menjadi tantangan terbesar bagi jalannya untuk menikah dengan orang yang datang dari luar kebudayaan mereka

· Penyesuaian Budaya Dari Pasangan

hal ini juga sangat penting untuk diperhatikan, menikah beda budaya membutuhkan pemahaman terhadap pasangannya.

Nah proses adaptasi budaya pasangan inilah yang akan sangat sulit untuk dilakukan. Apalagi jika kebudayaan pasangannya memiliki bentuk yang sama namun berbeda dalam pemaknaan. Hal ini bisa menimbulkan konflik diantara mereka dan pada akhirnya hubungan merekapun akan kandas.

Proses adaptasi budaya pasangan ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi mereka yang menikah beberbeda budaya.

· Benturan Kebudayaan

benturan kebudayaan juga menjadi tantangan berarti bagi pasangan yang menikah beda budaya. Tidak mudah untuk menghindari benturan-benturan yang terjadi dalam kebudayaan mereka.semisal jika dalam budaya si istri beberapa hal dianggap wajar namun dalam budaya si suami yang tersebut justru dianggap tidak pantas maka disini akan terjadi benturan antar budaya. Jika tidak ditanggulangi maka muaranya adalah berakhirnya hubungan pernikahan mereka.

· Ketersinggungan Pasangan Terhadap Budaya Pasangannya

banyak hal yang bisa menimbulkan rasa tersinggung dari pasangan yang berbeda kebudayaan. Meskipun keduanya sudah saling memahami kebudayaan masing-masing.

Namun tidak mudah untuk memilah benturan kebudayaan diantara keduanya yang bisa mengakibatkan salah satu dari mereka merasa tersinggung.

Wanita dari kebudayaan barat biasa memanggil suaminya dengan nama,sementara pria jawa lebih senang dipanggil mas,dan orang Sumatra lebih bangga dipanggil bang sebagai bentuk penghormatan dari istrinya.


Baik pria jawa maupun pria Sumatra tentu akan tersinggung jika sang istri yang berasal dari budaya barat memanggilnya joko atau togar tanpa mas maupun bang. Seperti itulah gambaran tantangan yang harus dihadapi terkait dengan saling menjaga perasaan diantara pasangan beda budaya.

· Susah Untuk Bersatu

Kebudayaan adalah sesuatu yang sudah melekat dalam diri seseorang dan bahkan itu sudah menjadi identitas dirinya.

Sehingga budaya yang sudah tertanam dalam kehidupannya tak akan mudah untuk diganti dan dihilangkan.

Jika melihat pada kuatnya pengaruh budaya terhadap pandangan hidup seseorang maka sangat sulit untuknya bisa menerima pangaruh budaya lain masuk dalam kehidupannya meskipun pengaruh itu datang dari pasangannya sendiri.

Sehingga pada akhirnya keduanya akan merasa ketidakcocokan dalam menjalani kehidupan mereka apalagi jika benturan demi benturan tidak bisa mereka selesaikan.

· Ketakutan kehilangan identitas keturunan.

pernikahan pasangan yang berbeda latar belakang budaya memang akan menimbulkan persoalan pada sisi nilai budaya manakah yang akan diwariskan kepada anak.

Ketika ada salah satu pihak yang mendorong anaknya untuk memahami salah satu budayanya, maka yang terjadi adalah ketidakharmonisan.

Jika pasangan beda budaya ini tidak menemukan solusi yang tepat dan kecenderungan budaya masing-masing masih sangat kental maka masalah budaya yang akan diwariskan kepada sang anak juga akan diperdebatkan.


Penjabaran diatas adalah persoalan secara umum yang diangkat penulis, banyak tantangan lain yang mungkin terjadi bagi pasangan yang berbeda kebudayaan saat mereka memutuskan untuk menikah. Namun menurut penulis penjabaran poin diatas bisa menampung permasalahan lain yang terjadi dalam persoalan pernikahan beda budaya.

Selasa, Desember 06, 2011

Teori para koruptor


Bekerja adalah kewajiban hidup, jika anda mendapat gaji atau uang maka anggap lah itu sebagai akibat, karna anda telah bekerja maka anda berhak mendapatkan uang, namun jika anda bekerja hanya untuk mendapatkan uang semata, maka yang jadi prioritas anda adalah uang, dan anda akan melakukan segala cara untuk mencapai prioritas anda yaitu uang.
ternyata cara pikir dan mental seperti inilah yang dimiliki oleh wakil rakyat di senayan dalam bekerja sehingga jangan heran jika kemudian dari prioritas mengumpulkan uang ini muncul lah tindakan korupsi sebenarnya lebih enak disebut maling bajingan. Selama mental bekerja hanya semata mata untuk mendapatkan uang maka sampai kapanpun korupsi tetap akan tumbuh subur dikalangan anggota dewan yang minta disebut dengan anggota dewan yang terhormat.
Teori ini sangat sederhana, kita hanya berbicara tentang sebab akibat saja, dua hubungan ini sangat dekat kaitannya dengan aksi maling bajingan dalam menggerogoti uang Negara.
Jika anda menganggap menjadi anggota dewan adalah sebuah pekerjaan, maka bekerjalah sesuai dengan pembagian job anda, dan jika akhirnya anda dibayar, itu karena anda memang berhak mendapatkannya sebab anda telah bekerja. Tapi jika anda berpikir bekerja hanya untuk mendapatkan uang maka kerja anda tidak akan pernah maksimal dan uang akan membuat anda menjadi maling bajingan. Dan begitulah posisi anda para koruptor/maling
bajingan semua. Siapa sich yang gak ingin kaya, tapi malu dunk harus jadi maling, apalagi jadi maling bajingan sok sok terhormat. Sebelum terpilih aja sudah berpikir untuk balik modal kampanye. Terus itung2an modalnya bisa balik beberapa tahun ya? Ternyata hitungannya salah, belum genap sebulan saja modalnya sudah balik. Enak juga ya kerja seperti ini, boleh bolos lagi , lebih aneh lagi masih suka nitip absen, kayak anak kuliah aja ni pak tikus berdasi. Kemaren ada isu kata nya mau dibelikan alat absen fingerprint, tapi tikus ini pada nolak takut harus ninggalin potongan jarinya biar bisa nitip absen lagi,, belum lagi harga alatnya sempat dibilang mahal, 4M loh,,.
Ada ada saja ni bapak yang disana, plis dunk jangan bikin kami tertawa dengan tingkah anda, oia sudah lama ya tidak melihat anda-anda berantem seperti dulu lagi waktu rebutin mainan kayak anak TK itu. .
Jangan marah pak berdasi saya Cuma bercanda, hanya ingin membuat rakyat terhibur saja..

Followers